Ketua DKSS Sumsel Zulkhair Ali didampingi Ketua Panpel Anugerah Batanghari Sembilan memberikan keterangan pers Rabu (23/12) di Griya Agung, Palembang, Sumsel.
Seniman Sumsel Dapat Anugerah Batanghari Sembilan
Palembang:
Empat seniman Sumsel akan mendapat anugerah seni dari Dewan Kesenian Sumsel (DKSS) berupa Anugerah Batanghari Sembilan.
Dalam keterangannya kepada wartawan Rabu (23/12) Ketua DKSS Zulkhair Ali menyebutkan 12 pekerja seni di Sumatra Selatan masuk dalam nominasi penerima Anugerah Seni Batanghari Sembilan. 12 pekerja seni itu berasal dari seni tari, musik, sastra, dan teater.
Adapun ke-12 pekerja seni itu adalah Seprianingsih (Empat Lawang), Kms Anwar Beck (Palembang), Elvianto Natabaya (Palembang), Zubaini (Musi Banyuasin), Irfan (Lahat), T.Wijaya (Palembang), Mgs Helmi (Palembang), Beny Arnas (Lubuk Linggau), Evan Fajrullah (Palembang), Amir Hamzah Arga (Palembang), Sena B.Sulistiya (Palembang), dan Jaffilus (Palembang).
“Kamis malam ini akan diumumkan para penerima penghargaan Anugerah Seni Batanghari Sembilan di sini (Griya Agung, red),” kata Zulkhair didampingi Sekretaris Dewan Kesenian Sumsel Anwar Putra Bayu, di Griya Agung (rumah dinas Gubernur Sumsel), Jalan Demang Lebar Daun, Palembang.
Selain itu, juga akan diberikan anugerah khusus Batanghari Sembilan. Anuegrah ini diberikan kepada Sahilin (Palembang) pekerja seni yang dikenal melestarikan seni dan lagu Batanghari Sembilan; almarhum Amran Halim (Palembang), mantan Rektor Unsri dan mantan Kepala Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa yang diniloai banyak memberikan perhatian dan pembinaan terhadap perkembangan seni di Sumsel; Ishak Mekky (Ogan Komering Ilir), yang dinioai peduli terhadap seni dengan membina dewan kesenian hingga kecamatan di daerahnya; dan Bank Sumsel (Katagori Perusahaan), yang dinilai telah memberikan perhatian dan pedulinya kepada perkembangan dan geliat seni melalui berbagai even.
Penghargaan lain akan diberikan Dewan Kesenian Sumsel, dengan nominator Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra, FKIP Universitas Sriwijaya, Program Studi Bahasa Indonesia, FKIP Universitas Bina Darma, serta Program Studi Pendidikan Sendratastik (FKIP) Universitas PGRI.
Ditambahkan Zulkhair, tahun ini, pihaknya belum memberikan apresiasi terhadap seniman yang menggeluti seni rupa dan film. Karena berdasarkan pertimbangan juri, belum ada yang bisa dijadikan nominator dengan berbagai pertimbangan.
Anugerah Batanghari Sembilan ini, menurutnya, adalah sebuah acara yang berisi orasi kebudayaan dan anugerah seni. Refleksi seni 2009 ini adalah yang pertama dan menjadi tradisi yang setiap tahun akan digelar oleh DKSS. ”Kegiatan ini diharapkan mampu memberikan respon positif serta merangsang seniman dan kesenian itu sendiri untuk berproses,” ujarnya.
Selain itu, dengan diselenggarakannya kegiatan ini diharapkan mampu memberikan catatan khusus terhadap gerak, alir, dan dinamika kesenian sepanjang tahun 2009 ini.
Melalui orasi kebudayaan yang mengangkat persoalan kesenian secara khusus dan kebudayaan secara umum, diharapkan bisa mendukung dunia seni dan pekerja seni untuk terus menggeliat dan berkarya.
Orasi kebudayaan disampaikan tokoh-tokoh struktural, kultural, dan intelektual. Tahun ini disampaikan Gubernur Sumsel H Alex Noerdin sebagai gong pembuka dimulainya tradisi orasi kebudayaan. (sir)